Kamis, 07 Juni 2012

Pola organisasi dalam PSB

BAB II
PEMBAHASAN

Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta belajar, baik secara individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses belajar (Hamalik,1989). Menurut Subandijah (1983:3), Pengertian sumber belajar pada dasarnya merupakan suatu daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung ataupun tidak, baik sebagian atau keseluruhan. Sedang menurut AECT, 1977 mengartikan sumber belajar sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. 
Tucker (1979) mendefinisikan PSB dengan istilah media center, dengan pengertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media (seperti slide, transparansi overhead, filstrip, vediotape, film 16 mm, dan lain-lain) dan pemberian pelayanan penunjang (seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan katalog, dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakaan.  Definisi Tucker tersebut mencerminkan fungsi dan isi dari PSB sendiri. Jadi kalau dirinci, maka suatu PSB terdiri dari bagian-bagian sirkulasi media cetak dan non-cetak, bagian produksi dan latihan media cetak dan non-cetak), dan bagian pengembangan instruksional. 
Timbulnya Pusat Sumber Belajar dapat terjadi karena adanya pertumbuhan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar nontradisional yang membutuhkan ruang belajar tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pusat Sumber Belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.  Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik dan optimal agar PSB tersebut benar-benar memberikan dampak positif, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.

A.    Pengelolaan Pusat Sumber Belajar
Apabila PSB kita hubungkan dengan kawasan teknologi instruksional, maka tampak bahwa sebenarnya PSB itu dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan yang erat hubungannya dengan kawasan tersebut. Lingkungan yang mempengaruhi tersebut dapat berupa klien, pengelolaan, staf, politik, fasilitas, peralatan, dan dana.
Yang dimaksud dengan klien adalah orang-orang yang menggunakan PSB tersebut. Bila PSB tersebut pada perguruan tinggi, klien utama adalah mahasiswa, asisten, dan dosen. Pelayanan diutamakan kepada mereka sebaik-bainya. Isi dan kegiatan PSB adalah diutamakan untuk memenuhi kebutuhan klien. Bila suatu PSB tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tidak melayani klien, maka PSB tersebut berarti tidak operasional.
Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah bagaimana pengelolaan PSB tersebut. Seorang kepala PSB bertanggung jawab terhadap seluruh bagian dan seksi yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Demikian juga sebaliknya, setiap karyawan harus bertanggung jawab kepada kepala seksi, dan setiap kepala seksi bertanggungjawab kepada kepala bagian.  Apabila klien sering menghadapi prosedur yang sulit pada bagian, seksi, atau petugas, biasanya hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan ataupun pelayanan PSB tersebut kurang mencerminkan struktur organisasi dan prosedur kerja yang baik. Hal tersebut berlaku juga bagi pengelolaan suatu PSB yang besar maupun yang kecil.  Seorang kepala bagian atau kepala seksi harus dapat mengatur langsung atau memberi wewenang dalam melayani klien. Bila petugas bawahan belum menguasai, maka petugas atasannya harus melatih dan memberikan informasi secukupnya sehingga bawahan dapat berdiri sendiri. 
Staf (petugas) sangat berpengaruh langsung terhadap PSB. Dapat dibayangkan betapa sibuk para petugas dalam melayani mahasiswa dan dosen dalam perguruan tinggi yang jumlah mahasiswanya tidak kurang dari 5000 atau bahkan mungkin lebih. Dalam hal ini mutlak diperlukan jumlah petugas yang besar dengan mutu pelayanan yang tinggi. Betapapun tinggi dan modern mutu peralatan dan media yang disediakan, apabila tidak dikelola oleh tenaga yang ahli dan terampil, maka tidak mungkin pusat sember belajar akan dapat berfungsi dengan baik.
Politik secara tidak sadar ternyata juga berpengaruh. Karena salah satu fungsi PSB adalah memeberikan informasi, maka dapat dilihat siapa pemberi informasi dan kepada siapa informasi tersebut disampaikan. PSB pada suatu perguruan tinggi negeri akan berbeda pesan atau misi yang dibawanya bila dibandingkan dengan suatu PSB keuangan.
Fasilitas untuk perpustakaan, peralatan, studio, laboratorium, dan staf yang memadai dengan pengaturan ruangan yang baik sehingga klien menjadi betah adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan PSB.  Pengaruh fasilitas terhadap PSB yang lain adalah seperti penataan dan arsitektur yang menarik, listrik yang cukup, air conditioner, akustik, dan arus kerja yang lancar. 
Peralatan yang memadai berpengaruh langsung dalam efektivitas pelayanan. Kemajuan dan perkembangan peralatan dan teknologi sangat cepat, bahkankadang-kadang lebih cepat daripada program kita. Oleh karena itu PSB harus selalu mengikuti perkembangan peralatan yang baru.  Meskipun demikian kita harus selalu berpedoman, betapapun baru dan modernnya peralatan dan kemajuan teknologi, kita harus mampu memilih peralatan yang sesuai dengan maksud dan pesan yang ingin di capai seefektif-efektifnya (the right equipment for the right purpose).
Dana berpengaruh, terutama dalam kegiatan operasional. Walaupun pengadaan peralatan cukup, bila tidak ditunjang dengan operasional, maka pengelolaan PSB tidak berdaya. Dana yang realistis dapat memungkinkan segala sesuatu berjalan dengan baik, pelayanan yang meningkat, dengan produk yang bermutu.
Pengelolaan sumber belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola, mengatur, memanaj segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar menampilkan kompetensinya.  Pengelolaan ini tercermin dalam skema organisasi. Aspek penting dalam pengelolaan ini adalah peralatan, kepemimpinan, dan struktur administrasi lembaga. Di Amerika sendiri hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pelayananan media di kampus telah mencapai kemajuan dari tujuan asalnya dengan modernisasi di semua jurusan. PSB pada pendidikan tinggi memiliki kewajiban membantu semua anggota fakultas yang mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977).
Seiring dengan perannya yang penting dalam proses pembelajaran, maka perlu adanya upaya pengembangan pusat sumber belajar. Prinsip pengembangan pusat sumber belajar didasarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran dan adanya kemudahan bagi peserta didik dalam proses belajar. Dalam mendesain dan mengembangkan suatu pusat sumber belajar, diperlukan suatu proses yang sistematis (teratur) dan sistemis (menyeluruh). Strategi pengembangan pusat sumber belajar terdiri dari empat tahap, yaitu:


1.    Tahap analisis kebutuhan
       Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses pengembangan pusat sumber belajar. Pada tahap ini, dilakukan analisis mengenai adanya perbedaan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang terjadi. Hasil dari analisis ini adalah ditemukannya masalah, yang kemudian masalah tersebut akan dicari pemecahannya. Hasil ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai pengelolaan dan pemberdayaan sumber-sumber belajar yang telah ada terhadap pencapaian tujuan dan kompetensi pembelajaran.
2.    Tahap pengembangan sarana dan program
       Tahap pengembangan sarana pusat sumber belajar harus berorientasi pada lima fungsi dari pusat sumber belajar, sebagaimana yang telah dijelaskan di awal. Hal ini dilakukan agar pengembangan pusat sumber belajar tidak keluar dari fungsi yang sebenarnya. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi, maka pengembangan pusat sumber belajar juga harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. Pengadaan sarana-sarana yang ada harus sudah menggunakan sistem jaringan yang terintegrasi dengan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Selain itu, pengadaan sarana pendukung yang ada dalam pusat sumber belajar merupakan hal yang tidak boleh dilupakan.  Selain pengembangan sarana, juga dilakukan pengembangan program pusat sumber belajar yang tentu saja berorientasi pada tujuan pusat sumber belajar. Dalam pengembangan program, dibutuhkan adanya SDM yang berkualitas dan professional. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan program bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Sebagai contoh pengembangan program adalah penambahan sumber belajar, berupa media dan bahan ajar yang berbentuk cetak ataupun no cetak. Selain itu juga mengadakan pelatihan-pelatihan pengembangan media pembelajaran.
3.    Tahap implementasi
       Tahap implementasi pusat sumber belajar merupakan tahap aplikasi atau pendayagunaan pusat sumber belajar. Dalam pelaksanaannya, pusat sumber belajar yang akan digunakan hendaklah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan atau lembaga yang akan mengembangkannya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan pusat sumber belajar tidak menjadi permasalahan bagi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tempat terbatas, maka dapat mendirikan dan mengembangkan pusat sumber belajar secara bertahap, sesuai dengan tempat yang tersedia. Untuk kemudian, setelah kemampuan lembaga tersebut bertambah, maka pengembangan pusat sumber belajar dapat terus dilakukan.
4.    Tahap pengelolaan
       Pengelolaan pusat sumber belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, dan pemanfaatan sumber belajar serta upaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan sarana dan program-programnya. Hal ini tentu saja membutuhkan pengelola yang profesional dan berkualitas. Untuk memudahkan proses pengelolaan, maka perlu adanya suatu pengorganisasian tenaga kerja yang sudah memiliki sistem kerja masing-masing. Struktur organisasi pusat sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

Prinsip-Prinsip Pengelolaan PSB adalah
       a.     Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi
              Dalam membentuk suatu pusat imformasi sebagai salah satu kegiatan PSB beberapa pertanyaan perlu dijawab terlebih dahulu, antara lain :
              -      Informasi apa yang diperlukan ?
              -      Siapa yang memerlukan ?
              -      Apakah memang sering diperlukan ?
              -      Informasi apa yang sudah tersedia ?
              -      Adakah informasi dalam bentuk cetakan atau dalam bentuk media lainnya?
              Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut : Laporan-laporan yang diterima dikirim ke unit fasilitas yang menggunakan sistem komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk penerbitannya. Sebagai data dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm, microfiche atau fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas.
       b.     Prinsip Pengelolaan Pelayanan
              Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pelayanan di PSB antara lain adalah:
              1)    Koleksi, dibina untuk dilayankan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana pengembangan serta pengaturannya.
              2)    Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan gedung dan lainnya.
              3)    Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi, ataupun asisten teknisi.
              4)    Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar, mahasiswa atau umum.
              Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau masing-masing berdiri sendiri dtanpa kerja sama yang baik, maka pelayanan tidak dapat tercipta sebgaimana mestinya. Untuk itu diperlukan pelayanan dengan karakteristik berikut :
              1)    Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah dimengerti oleh pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri,
              2)    Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan pelengkap dengan variasi sedikit mungkin,
              3)    Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak ada keterlambatan dalam pelayanan pengunjung.
       c.     Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional
              Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan instruksional secara umum adalah menolong jurusan, staff pengajar secara individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi :
              1)    perencanaan kurikulum
              2)    identifikasi pilihan program instruksional
              3)    seleksi peralatan dan bahan
              4)    perkiraan biaya
              5)    penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar
              6)    perencanaan program
              7)    prosedur evaluasi
              8)    revisi program
              Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan menguasai bidang evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus dimiliki oleh pengembang instruksional antara lain adalah  memilih proyek pengembangan instruksional, menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan instruksional.
       d.     Prinsip Pengelolaan Produksi
              Fungsi produksi berkaitan dengan penyediaan materi instruksional yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial. Hal ini meliputi : 1) penyiapan karya seni asli untuk tujuan instruksional, 2) produksi transparansi, produksi fotografi, 3) pelayanan reproduksi fotografi, 4) pemograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara, 5) pemograman, pemeliharaan dan pengembangan sistem televisi kampus. Penjelasan tentang produksi ini meliputi keterampilan produksi grafis, audio, fotografi (diam), film (bergerak), TV dan video dan kombinasi. Adapun tahapan dalam pengelolaan produksi ini adalah :
              1)    Pengidentifikasian dan analsis masalah komunikasi
              2)    Perancangan dan produksi pesan
              3)    Pengadministrasian fasilitas dan personalia produksi media

B.    Pola Organisasi Pusat Sumber Belajar
Pola organisasi pusat sumber belajar pada umumnya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
1.    Pola terpisah (independen and decentralized)
2.    Pola terpusat (centralized organization)
3.    Kombinasi dari kedua pola tersebut (pola hyrid)
Pola organisasi pusat sumber belajar tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini dapat diamati dalam proses pelaksanaan tugas dan pelayanan serta tanggung jawab. Setiap pola organisasi pusat sumber belajar menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas dan wewenang yang dibebankan akan tetapi tidak lepas dari kontrol yang di atasnya. Karena ketiga pola tersebut merupakan pola organisasi yang saling berkaitan dalam hal pertanggung jawaban.  Pola organisasi tersebut disesuaikan dengan tingkat permintaan klien. Namun, maing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1.    Pola Organisasi Terpisah (independen and decentralized)
       Pola organisasi terpisah merupakan pola organisasi yang bersifat otonom dalam hal mengelola pusat sumber belajar. Biasanya pola ini membidangi salah satu bidang atau bagian sumber belajar artinya bertanggung jawab dalam bidang tersebut. Pelayanan yang diberikan hanya menyangkut bidang sumber belajar yang dibebankan. Dan gedung perkantorannya pun terpisah dengan kantor pusat. Hal ini diberikan wewenamg untuk mengelola sumber belajar tersebut secara mandiri akan tetapi dipertanggung jawabkan kepada atasannya atau kantor pusat. Dalam prosesnya, pola organisasi pusat sumber belajar terpisah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

       Kelebihan Pola Organisasi Terpisah
       a).    Tiap bagian berdiri sendiri (otonom), dengan demikian tiap bagian bebas mengurus bagiannya sendiri tanpa terikat oleh peraturan dari bagian lainnya. Misalnya bagian audio merupakan bagian yang terpisah dari bagian televisi sekalipun berhubungan sangat erat.
       b).    Dapat melayani lebih leluasa dan lebih akrab karena klien yang datang khusus bagian tersebut tidak sebanyak bila semua bagian berada pada satu tempat yang sama.
       c).    Kemungkinan juga ruangan khusus bagian tersebut dapat diatur sebaik mungkin sehingga ruangan lebih nyaman.
       d).    Dengan terpisah-pisahnya bagian-bagian secara fisik maupun administratif maka bagian tersebut dapat ditempatkan mendekati klien yang paling sering membutuhkan. Misalnya, pelayanan audio visual ditempatkan di Jurusan Teknologi Pendidikan dan sebagainya.

       Kekurangan Pola Organisasi Terpisah
       a).    Karena tiap bagian tempatnya terpencar-pencar maka secara keseluruhan tambahan tenaga dan pengamanan yang cukup.
       b).    Jumlah anggaran yang disediakan secara keseluruhan menjadi lebih banyak.
       c).    Terjadi tumpang tindih dalam tugas.
       d).    Karena semua bagian ingin bebas mengatur dirinya sendiri biasanya selalu berebut dana (competition in budget), karena tiap bagian berdiri sendiri secara terpisah, baik administratif maupun fisik, maka agak sulit dikontrol dan memerlukan tenaga pengamanan yang lebih banyak, bahkan banyak yang tidak terjamin keamanannya.

2.    Pola Organisasi Terpusat (centralized organization)
       Pola organisasi pusat sumber belajar terpusat merupakan pola organisasi yang menampung seluruh bagian unsur yang mempengaruhi proses pengelolaan dan pelaksanaan sumber belajar. Mulai dari unsur pimpinan, sekretariat, bidang, sampai pada unsur sarana dan peralatan ditampung dalam satu gedung artinya lokasi tidak dipisahkan. Sehingga pengelolaanya berpusat pada satu lokasi atau satu gedung. Namun dalam prosesnya mempunyai kelebihan dan kelemahan.

       Kelebihan Pola Organisasi Terpusat
       a).    Secara fisik lokasi tidak terpisah. Seluruh bagian, seksi, sekretariat, pimpinan, dan nara sumber berada dalam satu gedung.
       b)   Karena semua unsur pimpinan, pengelola, sarana dan peralatan berada dalam satu gedung, maka sangat memudahkan pengawasan prosedur kerja, penggunaan ruangan dan peralatan serta pengawasan penggunaan keuangan.
       c).    Secara administratif hanya ada satu top manager. Dengan demikian dapat dihindari hambatan birokrasi antar bagian atau antar seksi. Demikian juga hanya ada satu laporan dari top manager ke atas (pembantu rektor bidang akademis). Pada pola terpisah tiap bagian semuanya melapor sendiri-sendiri kepada pembantu rektor bidang akademis.
       d).    Hubungan kerja makin erat dan saling mendukung. Misalnya suatu produksi program televisi tidak bisa berproduksi sendiri tanpa bantuan di bagian grafis, fotografi, film, dan audio.
       e).    Dengan demikian penggunaan dana, sarana, peralatan, dan pelaksanaan administratif lebih efisien.

       Kekurangan Pola Organisasi Terpusat
       Mungkin gedung pusat PSB yang merupakan kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan, studio, laboratorium, ruang perkantoran bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh karena itu, memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang terpisah dengan ruang perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien yang volume permintaanya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang cepat.

3.    Pola Hybrid (Kombinasi dari kedua pola tersebut)
       Pola ini adalah kombinasi dari pola terpisah dan pola terpusat. Karena kedua pola terdahulu mengandung kelebihan dan kekurangan, maka pola hybrid ini dapat diterapkan sebagai alternatif lain.
       Kekurangan dari pola terpusat ialah mungkin gedung pusat sumber belajar yang merupakan kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan, dan studio, laboratorium, ruang perkantoran, bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh karenanya tidak jarang memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang terpisah dengan ruang perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien yang volume permintaannya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang cepat.  Kesulitan inilah yang hendak diatasi oleh pola Hybrid ini. Pola hibrid membenarkan sistem kerja pola terpusat tetapi tidak seluruhnya.

C.    Struktur Organisasi Pusat Sumber Belajar
Struktur organisasi pusat sumber belajar terbagi atas beberapa tipe, diantaranya:
1).   Tipe A
2).   Tipe B
3).   Tipe C
4).   Tipe D
Keterangan untuk tiap tipe diuraikan sebagai berikut:



1).   Tipe A
Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe A













       Ketenagaan PSB Tipe A
       a.     seorang penanggungjawab PSB (kepala sekolah);
       b.     seorang koordinator PSB;
       c.     seorang tenaga administrasi;
       d.     seorang ketua unit pelayanan dan pemeliharaan dibantu pengelola perpustakaan, laboratorium, dan bengkel kerja sesuai kebutuhan sekolah ;
       e.     seorang ketua unit pengembangan sistem dibantu beberapa tenaga yang memiliki kompetensi di bidang desain pembelajaran, materi pelajaran, dan media;
       f.     seorang Ketua Unit Pengembangan Media dibantu oleh beberapa tenaga yang memiliki keahlian di bidang media cetak, audiovisual, audio, grafis, dan multimedia.
       Sarana dan Prasarana PSB Berbasis Sekolah Tipe A:
       a.     Ruangan:
              1)    Katalog/resepsionis;
              2)    Pimpinan/koordinator;
              3)    Sekretariat;
              4)    Informasi;
              5)    Pengembangan Pembelajaran (Instruksional);
              6)    Pengembangan Media;
              7)    Evaluasi Produk Media;
              8)    Peminjaman dan Penyimpanan;
              9)    Laboratorium;
              10)   Laboratorium multimedia dan internet; ..
              11)   Bengkel/Praktek (untuk SMK);
              12)   Pelatihan;
              13)   Perpustakaan;
              14)   Presentasi Media Audiovisual.
       b.     Peralatan Pendukung:
              1)    Rak-rak buku;
              2)    Lemari katalog;
              3)    Meja dan kursi baca;
              4)    Meja peminjaman;
              5)    Meja pelayanan pengguna (front office);
              6)    Meubeler berupa sofa; dan
              7)    Meja dan kursi untuk petugas.
       c.     Peralatan Media:
              1)    Peralatan Produksi Media:
                     a)    Kamera foto;
                     b)    Kamera video;
                     c)    Video editing;
                     d)    Komputer animasi;
                     e)    Peralatan perekam audio; dan
                     f)     Peralatan produksi untuk media grafis.
              2)    Peralatan Penyaji (hardware):
                     a)    TV Monitor;
                     b)    VCD/DVD Player;
                     c)    Radio Tape Recorder;
                     d)    OHP;
                     e)    LCD;
                     f)     Komputer; dan
                     g)    Proyektor Slide.
       d.     Peralatan Laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa.
       e.     Peralatan Bengkel (untuk SMK):
              1)    Bengkel bangunan;
              2)    Bengkel elektronika;
              3)    Bengkel listrik;
              4)    Bengkel mesin; dan
              5)    Bengkel otomotif.
       f.     Bahan Ajar (Software)
              1).   Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitian, dll).
              2).   Media non-cetak (audio, video, CD pembelajaran, CAI).
              3).   Media realia model/tiruan, specimen.

2).   Tipe B
       Fungsi PSB Tipe B
       a.     Fungsi Pelayanan dan Pemeliharaan meliputi:
              1)    kegiatan perpustakaan;
              2)    kegiatan laboratorium; dan
              3)    kegiatan pemanfaatan media audiovisual dan pemeliharaannya.
       b.     Fungsi Pengembangan Media meliputi:
              1)    media cetak;
              2)    media audiovisual;
              3)    multimedia;
              4)    pengadaan perangkat keras & pemeliharaannya.
       Lingkup Kerja PSB Tipe B:
       a.     Pengelolaan kegiatan perpustakaan;
       b.     Pengelolaan kegiatan laboratorium; dan
       c.     Pengelolaan kegiatan pengembangan media.
             
       Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe B
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf6WsOUp48iA9buJf-2Xwp-4qbMQSfw3f1cqKasFA1CPhcm1twqDxYRNhwyylO08G657Kgwxe0ihPUgn9PFTorSdzRrRk5_hk1xYSOErOIPxx_fRtcIh2FFdHdW22Jam-3irDDKBu56-_I/s400/PSB+TIPE+B.JPG













       Ketenagaan PSB Tipe B:
       a.     1 orang koordinator PSB.
       b.     1 orang tenaga perpustakaan.
       c.     1 orang tenaga laboran.
       d.     3 orang pengelola kegiatan pengembangan media.
       Sarana dan Prasarana PSB Tipe B;
       a.     Ruangan (perpustakaan, laboratorium, dan pengembangan media).
       b.     Peralatan untuk:
              1)    Perpustakaan (rak buku, katalog, perangkat komputer, TV monitor, CD/DVD player, radio, tape recorder, OHP, dan LCD).
              2)    Laboratorium (peralatan laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pembelajaran)
              3)    Pengembangan Media (kamera foto, kamera video, komputer animasi, peralatan perekam audio, peralatan produksi untuk media grafis)
       Bahan Belajar PSB Tipe B;
       a.     Media Cetak (buku, majalah, surat kabar, referensi, jurnal, hasil penelitian).
       b.     Media Audiovisual (kaset audio,kaset video, CD/VCD pembelajaran, multimedia)
       c.     Media Visual (OHT, peta, globe, carta, realia/ model).
       d.     Media grafis

3).   Tipe C
       Fungsi PSB Tipe C, memiliki fungsi pelayanan dan pemeliharaan meliputi pelayanan perpustakaan, laboratorium, pemanfaatan media audio visual, dan pemeliharaan/ perawatan perangkat lunak dan keras.
       Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe C
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIjupTtHnnS_2L4qW2Yv1xJZp8c22IiDnwj2JoeroH9iGXWd-UTJCNDYbK-5hWaPxdIe_RATtV48K1NW_Vlp630V6XtePCeTsYTAC6f34IBNW-iK2gmLnTGG_ocizK9em0r_jHjE3-je2T/s400/PSB+TIPE+C.JPG















4).   Tipe D
       Ketenagaan PSB Tipe D
       Jumlah Tenaga:
       1)     Seorang penanggungjawab PSB (Kepala Sekolah)
       2)     Seorang koordinator PSB
       3)     Seorang tenaga admnistrasi
       4)     Seorang Ketua Unit Pelayanan perpustakaan cetak yang dibantu oleh pengelola perpustakaan.
       5)     Seorang Ketua Unit Pelayanan Perpustakaan non cetak dibantu oleh pengelola media non cetak.
       Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe D
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGlFJ0D4DdBj908zsuM2wahhKcoTGjryh7mNQJ3xSFlq6FfQnNAgiX1UZo_9zvRrXLtSLa_Zg6ff7Q5gHS_InZEpSC7RcsFEM4mzlfiEpMUufvDnvYfL-0T5hqwa1X5LTFHaVzLD9NeQGh/s400/PSB+TIPE+D.JPG













       Sarana dan Prasarana PSB Tipe D
       a.     Sebuah ruangan yang berfungsi untuk:
              1)    penyimpanan buku dan layanan perpustakaan;
              2)    sekretariat; dan
              3)    pelayanan audiovisual.
       b.     Peralatan pendukung:
              1)    rak-rak buku;
              2)    lemari katalog;
              3)    meja dan kursi baca;
              4)    meja peminjaman; dan
              5)    meja dan kursi untuk petugas.
       c.     Peralatan penyaji (hardware) seperti:
              1)    TV Monotor;
              2)    VCD/DVD Player;
              3)    Radio Tape Recorder;
              4)    OHP; dan
              5)    Komputer.
       Bahan Ajar (Software) PSB Tipe D
       a.     Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitan, dll);
       b.     Media non cetak (audio, VCD pembelajaran, CAI);
       c.     Media realia (model, tiruan, specimen); dan
       d.     Media grafis.




.