BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu langkah dalam desain instruksional adalah mengembangkan strategi yang
didalamnya terkandung empat komponen yaitu urutan kegiatan instruksional,
metode instruksional, media instruksional dan waktu. Kemudian atas dasar
strategi tersebut seorang pendesain instruksional dapat mengembangkan bahan
instruksional. Peranan strategi instruksional sangat penting sebagai pegangan
belajar.
Namun dalam praktek dilapangan para
pengajar jarang membuat strategi insruksional dengan keempat komponen
tersebut. GBPP (Garis-Garis Besar
Program Pengajaran) adalah progaram pengajaran yang meliputi satu mata kuliah
untuk diajarkan selam satu semester sedangkan SAP ( Satuan Acara Pengajaran) adalah
progaram pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk
diajarkan selama satu kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan.
GBPP dan SAP ini sangat bermanfaat
sebagai pedoman Guru dan Dosen. GBPP memberikan
petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi
yang harus diajarkan. Sedangkan SAP memberikan petunjuk secara rinci
pertemuan-pertemuan mengenai tujuan, ruang lingkup materi pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, media dan evaluasi yang harus digunakan. GBPP dan SAP sangat
perlu dibuat oleh setiap pengajar, karena dengan menggunakan kedua hal tersebut
pengajaran dapat berlangsung dengan baik tanpa khawatir keluar dari tujuan
pengajaran, materi strategi dan sistem
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang terdapat dalam makalah ini
adalah:
- Apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
- Apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan
Pembahasan dalam makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
C. Manfaat Pembahasan
Adapun
manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah Guru dan Dosen mampu menyusun
GBPP dan SAP yang baik dalam pengajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Suparman
(2001) Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau course outlines adalah
rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah. Yang didalamnya tertulis
komponen-komponen sebagai berikut:
- Tujuann Instuksional Umum
- Tujuan Instuksional Khusus
- Topik atau pokok bahasan
- Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan.
- Sumber kepustakaan
- Deskripsi singkat
Surat keputusan pemerintah nomor : 001/STIAB.H/K/III/2003
tanggal 20 Maret 2003 tentang pedoman penyusunan GBPP atau yang dapat disebut
dengan silabus adalah Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau silabus
atau “course Outline” adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah
yang didalamnya tertulis komponen sebagai berikut:
- Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan dari “general instructional objective” atau
sering disebut “ Instructional goal”
atau “terminal objective” (tujuan
akhir). Tujuan berisi kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai,
didemonstrasikan setelah menyelesaikan suatu mata kuliah.
- Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari “specific instuctional objective” acapkali disebut “instuctional objective” atau “enbling objective” atau sub objective. Kadang-kadang TIK disebut
juga sebagai sasaran belajar (sasbel) atau tujuan pembelajaran.
Kompetensi-kompetensi khusus tersebut merupakan uraian atau jabaran dari
kompetensi umum atau TIU.
- Topik atau pokok bahasan
Materi atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau
materi perkuliahan yang konsisiten dengan setiap TIK.
- Sub pokok bahasan
Sub pokok bahasan atau aub topik adalah sub yang mencerinkan
rincian materi kuliah yang konsisiten dengan pokok bahasan.
- Deskripsi Singkat
Deskripsi singkat suatu paragraf pernyataan yang mengandung
keseluruhan isi mata kuliah. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dalam mata kuliah.
- Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan yang relevan dengan setiap sub pokok bahasan.
Estimasi waktu adalah perkiraan waktu dalam satuan menit
yang diperlukan dosen untuk memberikan materi perkuliahan untuk setiap sub
pokok bahasan. Estimasi waktu ini yang dibutuhkan oleh dosen pengampu dalam
memberikan seluruh materi perkuliahan. Atas dasar jumlah waktu itu pula
menafsirkan bobot sks mata kuliah. Bobot 1 sks meliputi:
a.
Memberikan kuliah tatap muka sebanyak
12-16 minggu x 50 menit.
b.
Memberikan bimbingan dalam kegiatan
terstruktur sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.
c.
Memberikan tugas individu kegiatan
mandiri sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.
- Sumber yang disarankan
Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang
digunakan dalam setiap pokok bahasan. Sedangkan teknik penulisannya disesuaikan
dengan tata tulis karya ilmiah dalam keputusan pemerintah.
Adapun format silabus mata kuliah (Garis-Garis Besar Program
Pengajaran) yang sesuai dengan surat keputusan diatas adalah sebagai berikut:
Nama
Mata Kuliah :
Kode
Mata Kuliah :
Bobot
sks
:
sks
Deskripsi
Singkat :
Tujuan
Instruksional Umum :
Garis-Garis Program Pengajaran
No
|
TIK
|
Pokok Bahasan
|
Sub pokok Bahasan
|
Daftar Kepustakaan
|
|
|
|
|
|
1.2. Menulis Tujuan Instruksional Umum
Tujuan instriksional umum (TIU)
terjemahan dari general instructional
objective atau sering pula disebut instructional
goal atau terminal objective
(tujuan akhir).
Suparman (1995) TIU berisi
komponen-komponen umum yang diharapkan dapat dikuasai, didemonstrasikan, atau
ditampilkan oleh peserta didik atau peserta pelatihan setelah menyelesaikan
suatu mata kuliah. Itulah sebabnya tujuan ini disebut juga penampilan (performance objective). TIU dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja, bersifat perilaku yang dapat diukur dan dapat
dioperasionalisasikan. Kata kerja dalam TIU dapat membantu menunjukkan jenjang taksonomi tujuan instruksional,
sedangkan objeknya menunjukkan ruang lingkup materi yang dicakup. Kompetensi
umum dalam TIU akan dapat dicapai mahasiswa setelah ia menyelesaikan mata
kuliah.
Beberapa contoh kompetensi umum
dalam kawasan kognitif adalah:
- Menganalisa masalah lingkungan hidup (dalam mata kuliah kependudukan dan lingkungan hidup)
- Membuat usulan penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
- Menilai kelayakan perusahaan yang mengajukan permohonan kredit (dalam mata kuliah perkreditan dalam perbankan)
- Menggunakan teknik penindakan gangguan kamtibmas yang sesuai dengan keadaan atau kebutuhan ( dalam mata kuliah kamtibmas-kepolisian)
Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan psikomotor
adalah;
- Melakukan lompat jauh dalam berbagai gaya (dalam mata kuliah atletik)
- Berenang dengan gaya bebas (dalam mata kuliah renang)
- Menggunakan berbagai macam kamera foto (dalam mata kuliah fotografi)
- Menggunakan alat-alat praktikum kimia ( dalam mata kuliah kimia)
Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan afektif
adalah:
- Melakukan ibadah dengan teratur (dalam mata kuliah pendidikan agama)
- Bertindak sesuai dengan etika profesi (dalam mata kuliah perbankan)
- Mempelajari bidang pengetahuan X lebih lanjut (dalam mata kuliah X)
- Menyatakan pendapat secara positif tentang pendapat orang lain (dalam mata kuliah teknik diskusi.
1.3. Menulis Tujuan Instruksional
Khusus
Tujuan
instruksional khsusus (TIK) terjemahan dari specific
instructional objective kadang
–kadang disebut sasaran belajar atau tujuan pembelajaran. Di dalamnya terkandung kompetensi khsusus ysng
akan dicapai mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah tersebut.
Suparman (2001)
kompetensi-kompetensi khusus merupakan uraian atau jabaran dari kpmpetensi umum
yang ada dalam TIU. Proses penjabaran kompetensi umum menjadi kompetensi khusus
disebut analisis intruksional. Proses ini sama dengan proses analisis tugas.
Dalam proses analisis instruksional inilah kita akan menjumpai kesulitan bila
TIUnya menggunakan kata kerja yang tidak operasional, seperti memahami atau
menguasai penelitian eksperimen, menjadi kompetensi yang lebih khusus, karena
kompetensi umum tersebut dapat berarti melakukan penelitian eksperimen atau
dapat pula berarti menjelaskan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian
eksperimen atau yang lain. Oleh karena itu pendesainan instruksional yang
merumuskan TIU-nya dengan kata kerja yang tidak operasional harus menafsirkan
pengertian TIU tersebut secara operasional terlebih dahulu sebelum
menjabarkannya menjadi TIK. Hasil analisis instruksional adalah kompetensi-kompetensi
yang tersusun dari yang sederhana sampai ke yang sulit atau kompleks.
Rumusan TIK yang lebih lengkap,
mengandung unsur kondisi dan tingkat penguasaan, sehingga suatu TIK mengandung
empat unsur sebagai berikut:
Ø Mahasiswa
Ø Kata
kerja dan objek
Ø Kondisi
Ø Tingkat
penguasaan
Suatu
contoh perumusan TIK yang lengkap adalah bila diberikan kalimat aktif dalam
bahasa Indonesia (kondisi), mahasiswa (audience) program studi bahasa inggris semester II akan
dapat menerjemahkan dalam kalimat pasif bahasa inggris (kompetensi khusus yang
terdiri dari kata kerja dan objek) paling sedikit 80% benar (tingkat
penguasaan)
Contoh
kopetensi umum dalam kawasan kognitif adalah:
- Menjelaskan pengertian ekologi sebagai suatu sistem (dalam mata kuliah kependudukan dan lingkungan hidup)
- Merumuskan masalah penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
- Menilai aspek produksi perusahaan (dalam mata kuliah perkreditan dalam perbankan)
- Mengidentifikasi gejala gangguan kamtibmas (dalam mata kuliah kamtibmas kepolisian)
Contoh
kompetensi khusus dalam kawasan psikomotor
- Melakukan gerakan melayang diudara (dalam mata kuliah lompat jauh)
- Melakukan gerakan pengambilan nafas kearah kanan dan kiri (dalam mata kuliah renang)
- Memotret gambar dengan long-shot (dalam mata kuliah fotografi)
- Menggunakan kran buret (dalam mata kuliah kimia)
Contoh
kompetensi khusus dalam kawasan afektif
- Mekukan sembahyang secara teratur dalam mata kuliah pendidikan agama)
- Mencantumkan buku sumber yang digunakan dalam setiap tulisannya (dalam mata kuliah peneitian)
- Menbaca buku-buku lain untuk memperdalam pengetahuan X lebih lanjut (dalam mata kuliah X)
- Mneyatakan kekurangan dan kelebihan pendapat teman seprofesi secara positif tanpa melontarkan kritik yang menyakitkan (dalam mata kuliah teknik diskusi)
1.4. Menulis Pokok Bahasan
Pokok
bahasan atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi kuliah
yang konsisten dengan setiap TIK. Untuk menemukan pokok bahasan ini kita harus
membaca unsur objek dalam TIK. Unsur objek dalam TIK menunjukkan pokok bahasan.
Pada umumnya setiap TIK yang
dirumuskan dengan baik mengandung satu pokok bahasan. Dalam contoh TIK diatas
dapat kita tentukan pokok bahasan sebagai berikut:
- Ekologi sebagai suatu sistem
- Masalah penelitian
- Aspek produksi perusahaan
- Gejala gangguan kamtibmas
- Gerakan melayang diudara
- Pengambilan nafas
- Long-shot
- Kran buret
1.5. Menulis Sub Pokok Bahasan
Sub
pokok bahasan mencerminkan rincian materi kuliah yang konsisten dalam pokok
bahasan
1.6. Menulis Deskripsi Singkat
Deskripsi
singkat adalah suatu paragraf pernyataan yang mengandungbkeseluruhan isi mata
kuliah. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan sub pokok
bahasan dalam mata kuliah.
1.7. Menulis Estimasi Waktu
Estimasi
waktu adalah dalam perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan pengajar
untuk mengajarkan materi pelajaran untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi
waktu ini penting artinya dalam
menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan seluruh
materi mata kuliah. Atas dasar jumlah waktu itu kita dapat menaksir bobot sks
mata kuliah tersebut. Seperti diketahui ketentuan yang berlaku menunjukkan
bahwa dilihat dari kegiatan pengajar, 1 sks meliputi:
v Memberi
kuliah tatap muka sebanyak 16-22 minggu x 50 menit.
v Memberikan
bimbingan dalam kegiatan terstruktur sebanyak 16-22 minggu x 60 menit.
Bila dilihat dari kegiatan mahasiswa kedua kegiatan tersebut
diatas masih harus ditambah dengan kegiatan mandiri sebanyak 16-22 minggu x60
menit.
1.8. Menulis Sumber kepustakaan
Sumber
kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan dalam setiap
pokok bahasan. Teknik penulisannya dimulai dari nama pengarang, judul buku, kota, penerbit, tahun, dan
halaman. Untuk memudahkan pihak lain yang ingin memperdalam mata kuliah
tersebut lebih lanjut. Maka buku-buku sumber yang dimaksudkan untuk dijadikan
referensi pokok yang perlu diberi tanda (*). Tanda tersebut ditulis di depan
nama pengarang.
2. Satuan Acara
Perkuliahan
Suparman
(2001) bahwa dalam GBPP terdapat estimasi waktu yang dapat dijadikan pedoman
dalam membuat batas lingkup materi yang akan diajarkan setiap kali pertemuan.
Dalam mata kuliah yang bernilai 3 sks. Misalnya jumlah pertemuan tatap muka
selama satu semester adalah 16-22 kali dan setiap pertemuan tatap muka
berlangsung 3x50 menit. Untuk itu pengajar perlu menentukan batas lingkup
materi sub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali pertemuan
dengan, melihat estimasi waktu dalamGBPP. Bila suatu sub pokok bahasan dalam
GBPP membutuhkan waktu lebih dari 3x50 menit, maka sub pokok bahasan itu perlu
dirinci lagi. Bila hal itu tidak mungkin karena hal itu akan mengganggu
keutuhan materi maka SAP yang disusun diperuntukkan untuk dua kali pertemuan
atau lebih.
Menurut http://sap.gunadarma.ac.id/ Satuan Acara
Perkuliahan (SAP) ialah yang berisi pembagian materi suatu mata kuliah tiap
kali perkuliahan diadakan (setiap pertemuan). SAP berisi rincian materi kuliah
setiap pertemuan kuliah serta tujuan belajarnya serta buku-buku acuan untuk belajar.
Yang dimaksud tujuan belajar adalah apa yang minimal dikuasai mahasiswa setelah
mendapat materi perkuliahan.
Setiap mata kuliah memiliki Satuan
Acara Pengajaran (SAP) yang merupakan penjabaran secara rinci rencana
perkuliahan. Suatu SAP harus memuat
unsur –unsur sebagai berikut:
- Kode, nomor, dan nama mata kuliah
- Kedudukan mata kuliah yaitu mata kuliah umum (MKU), mata kuliah dasar keahlian (MKDK) dan mata kuliah keahlian (MKK)
- Semester dan tahun mata kuliah diajarkan
- Bobot kredit
- Tujuan mata kuliah
- Mata kuliah prasyarat (bila mana perlu)
- Nama pengajar
- Waktu dan tempat kuliah
- Rincian acara perkuliahan dan bahan bacaan wajib dan anjuran
- Cara mengevaluasi proses belajar mengajar
Surat keputusan pemerintah nomor: 001/STIAB.H/K/III/2003
tanggal 20 maret 2003 tentang pedoman Satuan Acara Perkuliahan sebagai berikut:
Satuan acara perkuliahan (SAP)
mengandung komponen yang lebih lengkap dari silabus. Disamping mengandung
komponen-komponen yang sama seperti yang ada dalam silabus (GBPP), SAP
mengandung komponen-komponen yaitu: mata kuliah , kode mata kuliah, bobot/sks,
waktu pertemuan, tujuan, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, kegiatan belajar
mengajar, media pengajaran, evaluasi, tugas mandiri, dan terstruktur, serta
referensi.
- Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Yaitu merupakan judul/sub judul yang mencerminkan isi atau
materi perkuliahan.
- Sasaran Belajar
Yaitu merupakan serangkaian
rumusan rinci tentang perilaku mahasiswa yang diharapkan dapat mereka
capai sesudah mengikuti suatu kegiatan pendidikan
- Bentuk Pengajaran
Yaitu merupakan rencana bentuk belajar mengajar yang akan
dipergunakan pada setiap pembahasan dalam setiap pokok bahasan/sub pokok
bahasan.
- Media Alat Bantu
Yaitu alat yang dipergunakan untuk menyalurkan isi materi
agar dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh mahasiswa. Jenis media yang
sering dipergunakan adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, benda
konkrit, transparan, OHP, penggaris, kalkulator dan sebagainya.
- Tugas Latihan
Tugas latihan adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur
hasil belajar mahasisiwa dan cara melaksanakan pengukuran tersebut. Alat
tersebut dapat berbentuk tes essay untuk tujuan instruksional yang mengandung
kawasan kognitif, tes kinerja dan kawasan psikomotor.
- Bahan Bacaan
Bahan bacaan atau referensi adalah buku atau bahan yang
dijadikan acuan dalam menyajikan materi dalam SAP ersebut.
Adapun contoh Satuan Acara
Pengajaran (SAP) yang sesuai dengan surat keputusan diatas adalah sebagai
berikut:
Mata
Kuliah :
Kode
mata kuliah :
SKS :
Waktu
pertemuan : jam/menit
Pertemuan
ke :
- TIU
2.
TIK
- Pokok bahasan
- Sub pokok bahasan
- Kegiatan belajar mengajar
- Evaluasi
- Referensi
SAP mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari
GBPP disamping menggunakan komponen-komponen yang sama seperti yang ada pada
GBPP, SAP mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar, media, dan
alat pengajaran serta evaluasi.
Oleh karena sebagian komponen SAP telah dibahas dalam GBPP,
maka dalam bagian ini akan dikemukakan cara menuliskan komponen-komponen SAP
yang tidak termasuk dalam komponen GBPP.
2.1. Kegiatan Belajar Mengajar
Yang dimaksud kegiatan belajar
mengajar adalah tahap persiapan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan pengajar
dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi kuliah. Dalam hal ini materi kuliah
tersebut dibatasi pada pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada dalam suatu
SAP. Tahap kegiatan ini terdiri dari
tahap pendahuluan (introduction),
tahap penyajian (presentation) dan
tahap penutup (test and follow-up).
Berikut ini akan diuraikan pengertian setiap tahap tersebut :
Ø Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal
sebelum memasuki penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar
menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan
tersebut., kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi dengan
pengetahuan yang telah diketahui mahasiswa pada akhir pertemuan. Tahap ini
dimaksudkan untuk mempersiapkan mental mahasiswa agar memperhatikan dalam
belajar selama penyajian. Bagian pendahuluan ini biasanya hanya membutuhkan
waktu 5-10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.
Ø Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan proses belajar mengajar yang utama
dalam suatu pengajaran. Didalamnya tercakup bagianbagian sebagai berikut:
1.
Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti
penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (relia),
model, atau demonstrasi.
2.
Contoh (example) dan non contoh (Non
example) yang praktis dan konkrit dari uraian konsep yang bersifat abstrak.
3.
Latihan (exercise) yang merupakan praktek bagi mahasiswa untuk menerapkan
konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik misalnya
kegiatan studi kasus untuk pemecahan masalah, berhitung dengan angka untuk
pemecahan soal matematika atau dalam kegiatan praktek melakukan suatu tugas
praktikum.
Ø Penutup
Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran. Tahap
ini meliputi 3 kegiatan yaitu:
1.
Pelaksanaan tes hasil belajar
2.
Umpan balik yang berupa informasi atau
hasil tes
3.
Tindak lanjut berupa petunjuk tentang
apa yang harus dilakukan atau dipelajari mahasiswa selanjutnya, baik untuk
memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan perkuliahan maupun
untuk mempersiapkan diri mengikuti pertemuan kuliah yang akan datang.
Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu 10-15 menit atau
sekitar 5% dar pengajaran.dari uraian tentang kegiatan belajar mengajar nampak
bahwa didalamnya tercakup kompomnen
metode pengajaran. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak pengajar dapat
menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberi contoh dalam bentuk kegiatan fisik
pengajar menggunakan demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak
menggunakan istilah metode pengajaran manakala mereka sudah menggunakan istilah
kegiatan belajar mengajar.
2.2. Media Dan Alat Pengajaran
Media
adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan isi pelajaran agar dapat dilihat,
dibaca atau didengar oleh mahasiswa. Jenis media yang sering digunakan dalam
pengajaran adalah buku atau bahan cetak,
papan tulis, foto, transparansi, dan OHP. Disamping itu kadang-kadang digunakan
flim bingkai (slide) dan slide projector, kaset video set. Fungsi
dari media tersebut adalah untuk
mengantarkan isi pelajaran kepada mahasiswa. Media itu digunakan dalam
pengajaran untuk memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.
2.3. Evaluasi
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar mahasiswa. Alat ukur tersebut berupa essay tes atau tes objektif,
yang bertujuan untuk mengukur penguasaan materi yang telah diterima oleh
mahasiswa, baik dalam kawasan kognitif,
afektif dan psikomotor.
2.4. Referensi
Referensi
adalah buku atau bahan lain yang dijadikan sebagai acuan dalam menyajikan
materi dalam SAP.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) atau course outlines
adalah tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah, yang didalamnya tertulis
komponen-komponen yaitu: Tujuan Instruksional umum, Tujuan Instruksional Khusus,
topik atau sub poko bahasan, estimasi waktu yang dibutuhkan dalam pengajar
dalam mengajarkan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan dan sumber
kepustakaan.
2.
SAP mengandung komponen-komponen yang
lebih lengkap dari GBPP. Disamping mengandung komponen yang sama seperti yang
ada pada GBPP, SAP mengandung komponen kegiatan belajar mengajar, media serta
evaluasi.
B.
Saran
GBPP dan SAP merupakan acuan yang dibutuhkan oleh tenaga
pengajar dalam menyusun rencana pengajaran dalam setiap mata kuliah yang
diajarkannya. Dalam menyususn GBPP dan SAP yang baik dan benar, para pengajar
hendaknya mempertimbangkan unsur-unsur dalam GBPP dan SAP yang harus diikut
sertakan seperti yang tercantum dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional.
Jakarta: Pusat Antar Universitas
Prawiradilaga,
Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana
www.stiab.net.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar