Kamis, 07 Juni 2012

GBPP


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Salah satu langkah dalam desain instruksional adalah mengembangkan strategi yang didalamnya terkandung empat komponen yaitu urutan kegiatan instruksional, metode instruksional, media instruksional dan waktu. Kemudian atas dasar strategi tersebut seorang pendesain instruksional dapat mengembangkan bahan instruksional. Peranan strategi instruksional sangat penting sebagai pegangan belajar.
            Namun dalam praktek dilapangan para pengajar jarang membuat strategi insruksional dengan keempat komponen tersebut.  GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) adalah progaram pengajaran yang meliputi satu mata kuliah untuk diajarkan selam satu semester sedangkan SAP ( Satuan Acara Pengajaran) adalah progaram pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk diajarkan selama satu kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan.
            GBPP dan SAP ini sangat bermanfaat sebagai pedoman Guru dan Dosen. GBPP memberikan  petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus diajarkan. Sedangkan SAP memberikan petunjuk secara rinci pertemuan-pertemuan mengenai tujuan, ruang lingkup materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi yang harus digunakan. GBPP dan SAP sangat perlu dibuat oleh setiap pengajar, karena dengan menggunakan kedua hal tersebut pengajaran dapat berlangsung dengan baik tanpa khawatir keluar dari tujuan pengajaran, materi strategi  dan sistem evaluasi.

B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah  yang terdapat dalam makalah ini adalah:
  1. Apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
  2. Apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

C. Tujuan Pembahasan
            Tujuan Pembahasan dalam makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
  2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

C. Manfaat Pembahasan
            Adapun manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah Guru dan Dosen mampu menyusun GBPP dan SAP yang baik dalam pengajaran.




















BAB II
 PEMBAHASAN

1. Garis-Garis Besar Program Pengajaran   
            Suparman (2001) Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau course outlines adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah. Yang didalamnya tertulis komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Tujuann Instuksional Umum
  2. Tujuan Instuksional Khusus
  3. Topik atau pokok bahasan
  4. Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan.
  5. Sumber kepustakaan
  6. Deskripsi singkat

Surat keputusan pemerintah nomor : 001/STIAB.H/K/III/2003 tanggal 20 Maret 2003 tentang pedoman penyusunan GBPP atau yang dapat disebut dengan silabus adalah Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau silabus atau “course Outline” adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah yang didalamnya tertulis komponen sebagai berikut:
  1. Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan dari “general instructional objective” atau sering disebut “ Instructional goal” atau “terminal objective” (tujuan akhir). Tujuan berisi kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai, didemonstrasikan setelah menyelesaikan suatu mata kuliah.
  1. Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari “specific instuctional objective” acapkali disebut “instuctional objective” atau “enbling objective” atau sub objective. Kadang-kadang TIK disebut juga sebagai sasaran belajar (sasbel) atau tujuan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi khusus tersebut merupakan uraian atau jabaran dari kompetensi umum atau TIU.
  1. Topik atau pokok bahasan
Materi atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi perkuliahan yang konsisiten dengan setiap TIK.
  1. Sub pokok bahasan
Sub pokok bahasan atau aub topik adalah sub yang mencerinkan rincian materi kuliah yang konsisiten dengan pokok bahasan.
  1. Deskripsi Singkat
Deskripsi singkat suatu paragraf pernyataan yang mengandung keseluruhan isi mata kuliah. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam mata kuliah.
  1. Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan yang relevan dengan setiap sub pokok bahasan.
Estimasi waktu adalah perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan dosen untuk memberikan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi waktu ini yang dibutuhkan oleh dosen pengampu dalam memberikan seluruh materi perkuliahan. Atas dasar jumlah waktu itu pula menafsirkan bobot sks mata kuliah. Bobot 1 sks meliputi:
a.      Memberikan kuliah tatap muka sebanyak 12-16 minggu x 50 menit.
b.      Memberikan bimbingan dalam kegiatan terstruktur sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.
c.       Memberikan tugas individu kegiatan mandiri sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.
  1. Sumber yang disarankan
Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan dalam setiap pokok bahasan. Sedangkan teknik penulisannya disesuaikan dengan tata tulis karya ilmiah dalam keputusan pemerintah.
           
Adapun format silabus mata kuliah (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) yang sesuai dengan surat keputusan diatas adalah sebagai berikut:

Nama Mata Kuliah                              :
Kode Mata Kuliah                               :
Bobot sks                                             :     sks
Deskripsi Singkat                                 :
Tujuan Instruksional Umum                :
Garis-Garis Program Pengajaran                 
No
TIK
Pokok Bahasan
Sub pokok Bahasan
Daftar Kepustakaan









1.2. Menulis Tujuan Instruksional Umum
            Tujuan instriksional umum (TIU) terjemahan dari general instructional objective atau sering pula disebut instructional goal atau terminal objective (tujuan akhir).
            Suparman (1995) TIU berisi komponen-komponen umum yang diharapkan dapat dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh peserta didik atau peserta pelatihan setelah menyelesaikan suatu mata kuliah. Itulah sebabnya tujuan ini disebut juga penampilan (performance objective). TIU dirumuskan dengan menggunakan kata kerja, bersifat perilaku yang dapat diukur dan dapat dioperasionalisasikan. Kata kerja dalam TIU dapat membantu menunjukkan  jenjang taksonomi tujuan instruksional, sedangkan objeknya menunjukkan ruang lingkup materi yang dicakup. Kompetensi umum dalam TIU akan dapat dicapai mahasiswa setelah ia menyelesaikan mata kuliah.
            Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan kognitif adalah:
  1. Menganalisa masalah lingkungan hidup (dalam mata kuliah kependudukan dan lingkungan hidup)
  2. Membuat usulan penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
  3. Menilai kelayakan perusahaan yang mengajukan permohonan kredit (dalam mata kuliah perkreditan dalam perbankan)
  4. Menggunakan teknik penindakan gangguan kamtibmas yang sesuai dengan keadaan atau kebutuhan ( dalam mata kuliah kamtibmas-kepolisian)
Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan psikomotor adalah;
  1. Melakukan lompat jauh dalam berbagai gaya (dalam mata kuliah atletik)
  2. Berenang dengan gaya bebas (dalam mata kuliah renang)
  3. Menggunakan berbagai macam kamera foto (dalam mata kuliah fotografi)
  4. Menggunakan alat-alat praktikum kimia ( dalam mata kuliah kimia)
Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan afektif adalah:
  1. Melakukan ibadah dengan teratur (dalam mata kuliah pendidikan agama)
  2. Bertindak sesuai dengan etika profesi (dalam mata kuliah perbankan)
  3. Mempelajari bidang pengetahuan X lebih lanjut (dalam mata kuliah X)
  4. Menyatakan pendapat secara positif tentang pendapat orang lain (dalam mata kuliah teknik diskusi.

1.3. Menulis Tujuan Instruksional Khusus
            Tujuan instruksional khsusus (TIK) terjemahan dari specific instructional objective kadang –kadang disebut sasaran belajar atau tujuan pembelajaran. Di  dalamnya terkandung kompetensi khsusus ysng akan dicapai mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah tersebut.
            Suparman (2001) kompetensi-kompetensi khusus merupakan uraian atau jabaran dari kpmpetensi umum yang ada dalam TIU. Proses penjabaran kompetensi umum menjadi kompetensi khusus disebut analisis intruksional. Proses ini sama dengan proses analisis tugas. Dalam proses analisis instruksional inilah kita akan menjumpai kesulitan bila TIUnya menggunakan kata kerja yang tidak operasional, seperti memahami atau menguasai penelitian eksperimen, menjadi kompetensi yang lebih khusus, karena kompetensi umum tersebut dapat berarti melakukan penelitian eksperimen atau dapat pula berarti menjelaskan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian eksperimen atau yang lain. Oleh karena itu pendesainan instruksional yang merumuskan TIU-nya dengan kata kerja yang tidak operasional harus menafsirkan pengertian TIU tersebut secara operasional terlebih dahulu sebelum menjabarkannya menjadi TIK. Hasil analisis instruksional adalah kompetensi-kompetensi yang tersusun dari yang sederhana sampai ke yang sulit atau kompleks.
            Rumusan TIK yang lebih lengkap, mengandung unsur kondisi dan tingkat penguasaan, sehingga suatu TIK mengandung empat unsur sebagai berikut:
Ø  Mahasiswa
Ø  Kata kerja dan objek
Ø  Kondisi
Ø  Tingkat penguasaan

Suatu contoh perumusan TIK yang lengkap adalah bila diberikan kalimat aktif dalam bahasa Indonesia (kondisi), mahasiswa (audience)  program studi bahasa inggris semester II akan dapat menerjemahkan dalam kalimat pasif bahasa inggris (kompetensi khusus yang terdiri dari kata kerja dan objek) paling sedikit 80% benar (tingkat penguasaan)

Contoh kopetensi umum dalam kawasan kognitif adalah:
  1. Menjelaskan pengertian ekologi sebagai suatu sistem (dalam mata kuliah kependudukan dan lingkungan hidup)
  2. Merumuskan masalah penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
  3. Menilai aspek produksi perusahaan (dalam mata kuliah perkreditan dalam perbankan)
  4. Mengidentifikasi gejala gangguan kamtibmas (dalam mata kuliah kamtibmas kepolisian)


Contoh kompetensi khusus dalam kawasan psikomotor
  1. Melakukan gerakan melayang diudara (dalam mata kuliah lompat jauh)
  2. Melakukan gerakan pengambilan nafas kearah kanan dan kiri (dalam mata kuliah renang)
  3. Memotret gambar dengan long-shot (dalam mata kuliah fotografi)
  4. Menggunakan kran buret (dalam mata kuliah kimia)

Contoh kompetensi khusus dalam kawasan afektif
  1. Mekukan sembahyang secara teratur dalam mata kuliah pendidikan agama)
  2. Mencantumkan buku sumber yang digunakan dalam setiap tulisannya (dalam mata kuliah peneitian)
  3. Menbaca buku-buku lain untuk memperdalam pengetahuan X lebih lanjut (dalam mata kuliah X)
  4. Mneyatakan kekurangan dan kelebihan pendapat teman seprofesi secara positif tanpa melontarkan kritik yang menyakitkan (dalam mata kuliah teknik diskusi)

1.4. Menulis Pokok Bahasan
            Pokok bahasan atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi kuliah yang konsisten dengan setiap TIK. Untuk menemukan pokok bahasan ini kita harus membaca unsur objek dalam TIK. Unsur objek dalam TIK menunjukkan pokok bahasan.
            Pada umumnya setiap TIK yang dirumuskan dengan baik mengandung satu pokok bahasan. Dalam contoh TIK diatas dapat kita tentukan pokok bahasan sebagai berikut:
  1. Ekologi sebagai suatu sistem
  2. Masalah penelitian
  3. Aspek produksi perusahaan
  4. Gejala gangguan kamtibmas
  5. Gerakan melayang diudara
  6. Pengambilan nafas
  7. Long-shot
  8. Kran buret

1.5. Menulis Sub Pokok Bahasan
            Sub pokok bahasan mencerminkan rincian materi kuliah yang konsisten dalam pokok bahasan   

1.6. Menulis Deskripsi Singkat         
            Deskripsi singkat adalah suatu paragraf pernyataan yang mengandungbkeseluruhan isi mata kuliah. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam mata kuliah.

1.7. Menulis Estimasi Waktu
            Estimasi waktu adalah dalam perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan pengajar untuk mengajarkan materi pelajaran untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi waktu ini penting artinya  dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan seluruh materi mata kuliah. Atas dasar jumlah waktu itu kita dapat menaksir bobot sks mata kuliah tersebut. Seperti diketahui ketentuan yang berlaku menunjukkan bahwa dilihat dari kegiatan pengajar, 1 sks meliputi:
v  Memberi kuliah tatap muka sebanyak 16-22 minggu x 50 menit.
v  Memberikan bimbingan dalam kegiatan terstruktur sebanyak 16-22 minggu x 60 menit.
Bila dilihat dari kegiatan mahasiswa kedua kegiatan tersebut diatas masih harus ditambah dengan kegiatan mandiri sebanyak 16-22 minggu x60 menit.



1.8. Menulis Sumber kepustakaan  
            Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan dalam setiap pokok bahasan. Teknik penulisannya dimulai dari nama pengarang, judul buku, kota, penerbit, tahun, dan halaman. Untuk memudahkan pihak lain yang ingin memperdalam mata kuliah tersebut lebih lanjut. Maka buku-buku sumber yang dimaksudkan untuk dijadikan referensi pokok yang perlu diberi tanda (*). Tanda tersebut ditulis di depan nama pengarang.

2. Satuan Acara Perkuliahan
            Suparman (2001) bahwa dalam GBPP terdapat estimasi waktu yang dapat dijadikan pedoman dalam membuat batas lingkup materi yang akan diajarkan setiap kali pertemuan. Dalam mata kuliah yang bernilai 3 sks. Misalnya jumlah pertemuan tatap muka selama satu semester adalah 16-22 kali dan setiap pertemuan tatap muka berlangsung 3x50 menit. Untuk itu pengajar perlu menentukan batas lingkup materi sub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali pertemuan dengan, melihat estimasi waktu dalamGBPP. Bila suatu sub pokok bahasan dalam GBPP membutuhkan waktu lebih dari 3x50 menit, maka sub pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal itu tidak mungkin karena hal itu akan mengganggu keutuhan materi maka SAP yang disusun diperuntukkan untuk dua kali pertemuan atau lebih.
            Menurut http://sap.gunadarma.ac.id/ Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ialah yang berisi pembagian materi suatu mata kuliah tiap kali perkuliahan diadakan (setiap pertemuan). SAP berisi rincian materi kuliah setiap pertemuan kuliah serta tujuan belajarnya serta buku-buku acuan untuk belajar. Yang dimaksud tujuan belajar adalah apa yang minimal dikuasai mahasiswa setelah mendapat materi perkuliahan.
            Setiap mata kuliah memiliki Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang merupakan penjabaran secara rinci rencana perkuliahan. Suatu SAP  harus memuat unsur –unsur sebagai berikut:
  • Kode, nomor, dan nama mata kuliah
  • Kedudukan mata kuliah yaitu mata kuliah umum (MKU), mata kuliah dasar keahlian (MKDK) dan mata kuliah keahlian (MKK)
  • Semester dan tahun mata kuliah diajarkan
  • Bobot kredit
  • Tujuan mata kuliah
  • Mata kuliah prasyarat (bila mana perlu)
  • Nama pengajar
  • Waktu dan tempat kuliah
  • Rincian acara perkuliahan dan bahan bacaan wajib dan anjuran
  • Cara mengevaluasi proses belajar mengajar

Surat keputusan pemerintah nomor: 001/STIAB.H/K/III/2003 tanggal 20 maret 2003 tentang pedoman Satuan Acara Perkuliahan sebagai berikut:
            Satuan acara perkuliahan (SAP) mengandung komponen yang lebih lengkap dari silabus. Disamping mengandung komponen-komponen yang sama seperti yang ada dalam silabus (GBPP), SAP mengandung komponen-komponen yaitu: mata kuliah , kode mata kuliah, bobot/sks, waktu pertemuan, tujuan, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, media pengajaran, evaluasi, tugas mandiri, dan terstruktur, serta referensi.
  1. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Yaitu merupakan judul/sub judul yang mencerminkan isi atau materi perkuliahan.
  1. Sasaran Belajar
Yaitu merupakan serangkaian  rumusan rinci tentang perilaku mahasiswa yang diharapkan dapat mereka capai sesudah mengikuti suatu kegiatan pendidikan
  1. Bentuk Pengajaran
Yaitu merupakan rencana bentuk belajar mengajar yang akan dipergunakan pada setiap pembahasan dalam setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan.
  1. Media Alat Bantu
Yaitu alat yang dipergunakan untuk menyalurkan isi materi agar dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh mahasiswa. Jenis media yang sering dipergunakan adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, benda konkrit, transparan, OHP, penggaris, kalkulator dan sebagainya.
  1. Tugas Latihan
Tugas latihan adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar mahasisiwa dan cara melaksanakan pengukuran tersebut. Alat tersebut dapat berbentuk tes essay untuk tujuan instruksional yang mengandung kawasan kognitif, tes kinerja dan kawasan psikomotor.
  1. Bahan Bacaan
Bahan bacaan atau referensi adalah buku atau bahan yang dijadikan acuan dalam menyajikan materi dalam SAP ersebut.

            Adapun contoh Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang sesuai dengan surat keputusan diatas adalah sebagai berikut:
Mata Kuliah                   :
Kode mata kuliah          :
SKS                                 :
Waktu pertemuan         :              jam/menit
Pertemuan ke                :
  1. TIU
2.      TIK
  1. Pokok bahasan
  2. Sub pokok bahasan
  3. Kegiatan belajar mengajar
  4. Evaluasi
  5. Referensi

SAP mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP disamping menggunakan komponen-komponen yang sama seperti yang ada pada GBPP, SAP mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar, media, dan alat pengajaran serta evaluasi.
Oleh karena sebagian komponen SAP telah dibahas dalam GBPP, maka dalam bagian ini akan dikemukakan cara menuliskan komponen-komponen SAP yang tidak termasuk dalam komponen GBPP.

2.1. Kegiatan Belajar Mengajar
            Yang dimaksud kegiatan belajar mengajar adalah tahap persiapan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi kuliah. Dalam hal ini materi kuliah tersebut dibatasi pada pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada dalam suatu SAP. Tahap kegiatan ini terdiri  dari tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentation) dan tahap penutup (test and follow-up). Berikut ini akan diuraikan pengertian setiap tahap tersebut :
Ø  Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut., kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi dengan pengetahuan yang telah diketahui mahasiswa pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental mahasiswa agar memperhatikan dalam belajar selama penyajian. Bagian pendahuluan ini biasanya hanya membutuhkan waktu 5-10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.

Ø  Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan proses belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Didalamnya tercakup bagianbagian sebagai berikut:
1.      Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (relia), model, atau demonstrasi.
2.      Contoh (example) dan non contoh (Non example) yang praktis dan konkrit dari uraian konsep yang bersifat abstrak.
3.      Latihan (exercise) yang merupakan praktek bagi mahasiswa untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik misalnya kegiatan studi kasus untuk pemecahan masalah, berhitung dengan angka untuk pemecahan soal matematika atau dalam kegiatan praktek melakukan suatu tugas praktikum.

Ø  Penutup
Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran. Tahap ini meliputi 3 kegiatan yaitu:
1.      Pelaksanaan tes hasil belajar
2.      Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
3.      Tindak lanjut berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari mahasiswa selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan perkuliahan maupun untuk mempersiapkan diri mengikuti pertemuan kuliah yang akan datang.

Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu 10-15 menit atau sekitar 5% dar pengajaran.dari uraian tentang kegiatan belajar mengajar nampak bahwa didalamnya tercakup kompomnen  metode pengajaran. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak pengajar dapat menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberi contoh dalam bentuk kegiatan fisik pengajar menggunakan demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak menggunakan istilah metode pengajaran manakala mereka sudah menggunakan istilah kegiatan belajar mengajar.

2.2. Media Dan Alat Pengajaran
            Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan isi pelajaran agar dapat dilihat, dibaca atau didengar oleh mahasiswa. Jenis media yang sering digunakan dalam pengajaran adalah buku  atau bahan cetak, papan tulis, foto, transparansi, dan OHP. Disamping itu kadang-kadang digunakan flim bingkai (slide) dan slide projector, kaset video set. Fungsi dari media tersebut  adalah untuk mengantarkan isi pelajaran kepada mahasiswa. Media itu digunakan dalam pengajaran untuk memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

2.3. Evaluasi
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa. Alat ukur tersebut berupa essay tes atau tes objektif, yang bertujuan untuk mengukur penguasaan materi yang telah diterima oleh mahasiswa, baik dalam kawasan kognitif,  afektif dan psikomotor.

2.4. Referensi
Referensi adalah buku atau bahan lain yang dijadikan sebagai acuan dalam menyajikan materi dalam SAP.











BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Garis-garis Besar Program Pengajaran  (GBPP) atau course outlines adalah tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah, yang didalamnya tertulis komponen-komponen yaitu: Tujuan Instruksional umum, Tujuan Instruksional Khusus, topik atau sub poko bahasan, estimasi waktu yang dibutuhkan dalam pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan dan sumber kepustakaan.
2.      SAP mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP. Disamping mengandung komponen yang sama seperti yang ada pada GBPP, SAP mengandung komponen kegiatan belajar mengajar, media serta evaluasi.

B.    Saran
GBPP dan SAP merupakan acuan yang dibutuhkan oleh tenaga pengajar dalam menyusun rencana pengajaran dalam setiap mata kuliah yang diajarkannya. Dalam menyususn GBPP dan SAP yang baik dan benar, para pengajar hendaknya mempertimbangkan unsur-unsur dalam GBPP dan SAP yang harus diikut sertakan seperti yang tercantum dalam makalah ini.









DAFTAR PUSTAKA

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana
www.stiab.net.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar